Berdasarkan survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
Indonesia tahun 2006 dengan responden remaja berusia 13-15 tahun didapatkan
data 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, 3,2%
diantaranya sudah kecanduan. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan 3 dari 10
pelajar mencoba merokok sejak mereka dibawah usia 10 tahun. Hasil survey
tersebut juga menunjukkan bahwa akibat gencarnya iklan yang dilakukan oleh
industri rokok, maka sebanyak 92,9% anak-anak terekspos dengan iklan yang
berada di papan reklame dan 82,8% terekspos iklan berada di majalah dan Koran
(Wibowo,2009).
Perusahaan rokok dalam presentasinya selalu mengatakan bahwa mereka
tidak menjual rokok kepada anak dibawah umur yaitu dibawah 18 tahun. Namun
berbagai fakta dilapangan didapatkan iklan yang dibuat oleh perusahaan rokok seakan
ditujukan kepada anak dibawah 18 tahun. Pola fikir yang ditanamkan adalah rokok
itu seksi, rokok itu keren mengakibatkan banyak anak dibawah umur tergiur untuk
mencoba rokok.
Bebasnya iklan rokok di Indonesia dapat terlihat dari banyaknya
iklan yang tersebar dalam berbagai bentuk, mulai dari poster, baliho, iklan
televisi, radio, Koran dan berbagai promosi lainnya seperti konser band,
pertandingan olahraga seperti memberikan sponsor kepada tim sepak bola dan lain
sebagainya.
Berbagai hal yang mempengaruhi rema untuk merokok
telah ditemukan oleh beberapa pakar. Menurut Simons - Morton & Farhat (
2010), merokok remaja dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ditentukan dalam
hal konteks sosial , jaringan sosial , dan keanggotaan kelompok . Konteks sosial
adalah lingkungan yang ada di mana interaksi interpersonal terjadi antara
individu dalam kelompok seperti dalam keluarga , lingkungan , organisasi
keagamaan dan lain-lain.
Orang tua yang merokok di depan anaknya akan
menimbulkan perspektif anak terhadap rokok. Tanpa disadari prilaku orang tua
direkam baik oleh anaknya, sehingga apa yang dilakukan oleh orang tua akan
ditiru olehnya. Orang tua merupakan orang terdekat yang sangat mempengaruhi
pendidikan anggota keluarganya, ditambah dengan pengaruh lingkungan yang juga
dapat memberikan warna terhadap diri remaja.
Pengaruh teman sebaya juga menjadi suatu masalah,
dimana teman sebaya memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh langsung seperti mengajak teman yang tidak merokok untuk
menjadi perokok, namun tidak dipungkiri pengaruh yang lebih sering diberikan
adalah pengaruh tidak langsung. Pengaruh tidak langsung salah satunya diberikan
dengan merokok didepan remaja lainnya, sehingga remaja yang belum merokok akan
menggambarkan bahwa merokok itu keren, gaul dan lain sebagainya.
Dompet Dhuafa, PPKS Bungoeng Jeumpa, BkkbN dan PIK RANSEL mempersembahkan lomba – lomba yang berkaitan dengan rokok. Lomba ini dilakukan
atas dasar mengkampanyekan anti rokok bagi seluruh masyrakat Indonesia dan
khususnya Pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Beberapa lomba yang akan
diadakan meliputi :
1.
Lomba Menulis Surat Untuk Pemerintah ( Tema : Bebaskan aku dari asap
rokok )
2.
Lomba Foto (Tema : Rokok Diantara Anak dan Remaja)
*Untuk persyaratan dan ketentuan lomba klik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar