Minggu, 25 Januari 2015

Dompet Dhuafa, BkkbN, PPKS Bungong Jeumpa dan PIK RANSEL, adakan Lomba

Berdasarkan survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 dengan responden remaja berusia 13-15 tahun didapatkan data 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, 3,2% diantaranya sudah kecanduan. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka dibawah usia 10 tahun. Hasil survey tersebut juga menunjukkan bahwa akibat gencarnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok, maka sebanyak 92,9% anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8% terekspos iklan berada di majalah dan Koran (Wibowo,2009).

Perusahaan rokok dalam presentasinya selalu mengatakan bahwa mereka tidak menjual rokok kepada anak dibawah umur yaitu dibawah 18 tahun. Namun berbagai fakta dilapangan didapatkan iklan yang dibuat oleh perusahaan rokok seakan ditujukan kepada anak dibawah 18 tahun. Pola fikir yang ditanamkan adalah rokok itu seksi, rokok itu keren mengakibatkan banyak anak dibawah umur tergiur untuk mencoba rokok.

Bebasnya iklan rokok di Indonesia dapat terlihat dari banyaknya iklan yang tersebar dalam berbagai bentuk, mulai dari poster, baliho, iklan televisi, radio, Koran dan berbagai promosi lainnya seperti konser band, pertandingan olahraga seperti memberikan sponsor kepada tim sepak bola dan lain sebagainya.


Berbagai hal yang mempengaruhi rema untuk merokok telah ditemukan oleh beberapa pakar. Menurut Simons - Morton & Farhat ( 2010), merokok remaja dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ditentukan dalam hal konteks sosial , jaringan sosial , dan keanggotaan kelompok . Konteks sosial adalah lingkungan yang ada di mana interaksi interpersonal terjadi antara individu dalam kelompok seperti dalam keluarga , lingkungan , organisasi keagamaan dan lain-lain.

Orang tua yang merokok di depan anaknya akan menimbulkan perspektif anak terhadap rokok. Tanpa disadari prilaku orang tua direkam baik oleh anaknya, sehingga apa yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru olehnya. Orang tua merupakan orang terdekat yang sangat mempengaruhi pendidikan anggota keluarganya, ditambah dengan pengaruh lingkungan yang juga dapat memberikan warna terhadap diri remaja.

Pengaruh teman sebaya juga menjadi suatu masalah, dimana teman sebaya memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung seperti mengajak teman yang tidak merokok untuk menjadi perokok, namun tidak dipungkiri pengaruh yang lebih sering diberikan adalah pengaruh tidak langsung. Pengaruh tidak langsung salah satunya diberikan dengan merokok didepan remaja lainnya, sehingga remaja yang belum merokok akan menggambarkan bahwa merokok itu keren, gaul dan lain sebagainya.

Dompet Dhuafa, PPKS Bungoeng Jeumpa, BkkbN dan PIK RANSEL mempersembahkan lomba – lomba yang berkaitan dengan rokok. Lomba ini dilakukan atas dasar mengkampanyekan anti rokok bagi seluruh masyrakat Indonesia dan khususnya Pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Beberapa lomba yang akan diadakan meliputi :

1.      Lomba Menulis Surat Untuk Pemerintah ( Tema : Bebaskan aku dari asap rokok )
2.      Lomba Foto (Tema : Rokok Diantara Anak dan Remaja)


*Untuk persyaratan dan ketentuan lomba klik :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar